Total Tayangan Halaman

Selasa, 24 Januari 2017

Sepintas Batik Madura



Batik Madura adalah salah satu bentuk seni budaya, batik tulis Madura banyak diminati dan populer dengan konsumen lokal dan internasional. Dengan bentuk khas dan motif batik tulis Madura memiliki keunikan sendiri untuk konsumen. Gaya dan berbagai unik dan bebas, sifat pribadi produksinya dilakukan di unit, mereka masih mempertahankan produksi tradisional, yang ditulis dan diolah dengan cara tradisional.

Kebanyakan orang mengenal batik tulis Madura dengan karakter yang kuat, yang dicirikan oleh bebas, dengan warna yang berani (merah, kuning, hijau muda). Tapi jarang yang mengetahui bahwa batik Madura mungkin telah lebih dari seribu motif dan paling terkemuka di pasar batik di indonesia maupun mancanegara. Sejarah mencatat produsen batik Madura yang cukup terkenal. Apa yang membuatnya menjadi seperti itu, mungkin karena kedua komoditas tersebut merupakan bagian integral dari tradisi masyarakat mereka sendiri.
Pada dasarnya, Batik dengan berbagai bentuk dan pola, apakah itu batik Madura, batik pekalongan, batik Jawa, batik jogja, solo batik dan batik-batik daerah lain budaya tinggi adalah karya seni yang perlu dipertahankan, dilestarikan, dikembangkan sehingga menjadi aset berharga bangsa ini di mata internasional.

Di Pulau Madura sendiri sudah sejak lama dikenal sejumlah sentra kerajinan batik. Misalnya di Kabupaten Pamekasan, sejak zaman dulu banyak perajin dan pengusaha batik bermukin dan mengembangkan usaha batiknya di wilayah tersebut. Sampai saat ini Kabupaten Pamekasan dikenal sebagai salah satu sentra industri kerajinan Batik di Pulau Madura. Karena, dibandingkan dengan kabupaten-kabupten lain di Pulau Madura, Kabupaten Pamekasan inilah yang paling banyak dihuni para perajin dan pengusaha batik.

Tradisi mengenai kain batik yang tertanam cukup kuat di kalangan masyarakat Madura telah membuat budaya membatik dan memakai kain batik terpelihara dengan baik di kalangan mereka. Bahkan ketika kain batik belum sepopuler seperti dewasa ini, masyarakat Madura tetap memproduksi dan mengenakan pakaian batik, karena batik merupakan bagian dari adat dan budaya mereka sehari-hari. Kini ketika kain batik sudah begitu populer dan memasyarakat, para perajin dan pengusaha batik di Pulau Madura semakin bergairah dalam memprodusi kain batik.

FILOSOFI WARNA BATIK MADURA
Hijau, kebanyakan digunakan pada batik buatan dari kabupaten Bangkalan. Warna Hijau ini diadaptasi dari berkembangnya Agama Islam yang masuk ke pulau Madura. Bukan hanya secara religi, warna hijau yang berkonotasi dengan warna daun, menggambarkan symbol dewa kesuburan saat kerajaan majapahit masih berkuasa dinegeri ini. Biru, merupakan warna yang dapat diartikan sebagai warna natural sebuah daerah kepulauan, warna ini menggambarkan bahwa pulau Madura dikelilingi bentangan laut biru nan luas. 


Pewarnaan batik madura

          Merah, bukan berarti hanya berani. Sifat orang suku Madura yang kuat dan tegas menjadikan warna ini bermakna sebuah kekuatan orang Madura yang sangat kuat, tegar dalam menghadapi permasalahan apapun. Kuning, bermakna beberapa daerah bagian Madura digambarkan cukup subur untuk dijadikan pertanian. Warna kuning digambarkan sebagai padi yang siap dipanen yang sudah menguning. 

Pewarnaan Batik Madura

Beda Makna, Beda Daerah
Tiap daerah di pulau Madura, coraknya pun memiliki khas masing–masing. Karakternya bisa dimaknai sebagai arti harfiah karakter dongeng local. Motif tulis ini dikenal sebagai motif “gejekreng”, “lamuk”, dan “panji”. Batik Sampang dan batik Sumenep hamper memiliki cirri yang sama. Corak flora dan fauna sangat kental. Hanya saja batik Sumenep lebih detail menggambarkan flora dan faunanya, semisal motif ayam bekisar atau bunga teratai. Sementara batik Sampang, cukup mempunyai warna yang lebih variatif dan “nggenjreng” (kontras), meski corak flora dan faunanya tidak sedetail batik Sumenep. 

Moti batik pamekasan

Sementara, batik Pamekasan, lebih berciri perpaduan dari semua motif batik yang ada di pulau Madura. Motifnya ada yang abstrak, “lawasan” (vintage), dan “gunungan”. Motif batik abstrak, cenderung berbentuk garis–garis seperti serat kayu, sepintas berwarna kuning gading, dengan motif standart serta warna sejuk tidak terlalu mencolok. Untuk motif “gunungan”,  berupa batik yang tidak terlalu penuh dengan motif. Motif yang dimaksud adalah motif berbagai corak yang dituangkan dalam satu kreasi saat membatik. Batik “Gunungan”  yaitu dengan bentuk diatas penuh dengan motif, sedangkan dibawah jarang–jarang. Berbagai macam corak dan warna batik Madura menjadikan tambahan batik nasional di Indonesia, dan cukup membanggakan daerah di Jawa Timur


Motif Batik Madura




Senin, 23 Januari 2017

Motif Batik Pekalongan



Salah satu ciri khas dari batik yang berasal daripekalongan iniialah sering disebut batik pesisir,karena pengrajin batik sejak awal ia diperkenalkan kepada penduduk hingga saat ini hidup mereka di pesisir pantai pulau jawa.
Batik pekalongan merupakan type motif batik yang paling tenar dari salah satu batik lainnya. Kota pekalongan terletak di provinsi jawa tengah, maka dari itu corak batik yang berasal dari pekalongan memiliki kemiripan terhadap batik lain yang berasal dari provinsi yang sama.
Batik pekalongan ini merupakan salah satu batik yang diminati,dimana batik pekalongan ini memiliki nilai historis yang tidak kalah dengan batik solo. Apabila kita melihat setiap daerah di indonesia kita akan menemukan banyak sekali motif-motif batik. Batik tidak hanya ada di pekalongan tetapi juga di daerah yang lain. Batik pekalongan ini memiliki motif yang khas.

Motif batik pekalongan
Batik pekalongan ini memiliki nilai yang historis sampai-sampai orang pada zaman dahulu menyebut motif batik ini dengan sebutan batik sejarah belanda.kenapa batik ini di sebut dengan batik sejarah belanda karean pada zaman dahulu senopati memberitahukan kapan perang terbuka yang akan melawan belanda perpecahan yang akan terjadi di lingkungan Yogyakarta. Kenapa batik pekalongan ini bisa di sebut dengan batik sejarah? Karena pada zaman dahulu para bangsawan belanda pernah meninggalkan keraton dengan para pengikutnya dan mereka bertujuan untuk menetap tinggal disana di berbagai daerah tertentu salahsatunya di daerah pekalongan. Tempat dimana daerah yang kerajinan batiknya tetap dikembangkan bagi keluarga keraton dan batik ini di buat karena adanya modifikasi dan juga terinspirasi oleh lingkungan sekitar yang mereka tinggali sekarang ini.



  • Motif Batik dan Corak Batik Pekalongan
Motif batik pekalongan ini hampir sama juga motifnya dengan motif batik di yogyakarta tetapi batik ini bedanya lebih atraktif dan juga warnanya yang cerah. Batik pekalongan inipun mempunyai ciri-ciri motif  batik yang seperti ini.
A. Ornament Batik Khas Pekalongan
Batik tulis pekalongan dengan motif burung garuda, Motif batik ini mempunyai ornament yang motifnya berbentuk tumbuhan dan burung garuda tetapi motif ini tidak ada cecek sawut ataupun cecek gorinya. Motif batik pekalongan ini sendiri adalah berupa cecek yang bergaris ataupun bisa kalian sebut juga dengan cecek pitu. Batik pekalongan ini sangat menonjol sehingga garis pembentuk ornament motif terbentuk dari cecek-cecek pula. Kenapa motif batik pekalongan ini bisa disebut dengan motif cecek karena batik pekalongan ini zaman dahulu terkenal dengan permainan cecek adalah Oei Tjow Soen.



Motif Cecek

B. Motif Batik Jlamprang
Batik Jlamprang ini mempunyai motif batik yang berbentuk geomatris dan batik Jlamprang ini adalah salah satu motif batik yang berasal dari daerah pekalongan.Motif jlamprang ini dipengaruhi syiar agama islam yang menghindari ornament yang berbentuk makhluk hidup. Tetapi ada para ahli sejarah yang berpendapat bahwa motif Jlamprang ini dipengaruhi oleh Kebudayaan Hindu Syiwa.



Motif Jlamprang


C. Motif Batik Liong
Motif Batik Liong ini berasal dari daerah pekalongan dan motif batik liong ini sangatlah mirip dengan burung Phoenix atau burung yang sayap,bulu,ekor,dan kepalanya yang bergelombang dan juga motif batik ini bisa mirip juga dengan naga yang mempunyai kaki yang digunakan sebagai kebudayaan cina.



Motif Liong

D. Motif Batik Tulis Warna Cerah
Warna Cerah Batik Tulis Khas Pekalongan. Warna-warna batik ini cenderung memiliki warna yang cerah seperti warna merah,kuning cerah,biru muda,violet dan oranye terutama batik yang diproduksi di daerah pesisir di pekalongan. Perkembangan batik di daerah pekalongan ini sangatlah berkembang dengan cepat. Motif batik pekalongan ini bisa kalian temukan juga pada motif batik dan batik ini juga mirip dengan motif batik daerah solo dan juga motif batik di dareah yogyakarta. Sehingga orang yang akan membelinya juga akan tertarik pada model baju batik pekalongan ini.



Motif Cerah


Motif batik ini akan berubah-ubah bahkan motif batik pekalongan ini mengikuti tren setiap tahunnya. Para pengrajin batik di pekalongan ini selalu berinovatif dan juga kreatif sampai-sampai setiap tahunnya terciptalah motif-motif batik yang baru. Pernah ada sejarahnya tokoh yang bernama Tekstil Eropa Van Zuylen bahklan sempat menerjuni motif batik di daerah pekalongan dan dia juga memperkenalkan motif batik ini yang berbentuk tumbuhan yang di buat secara sistematis.
Selain faktor tersebut di pengaruhi oleh berbagai budaya baik itu budaya asli, cina, arab, eropa sehingga batik ini dapat di terima di lingkungan pasar sebagai negara Batik.






              http://bajumodelbaru.biz/motif-batik-pekalongan.html

Selasa, 17 Januari 2017

7 Motif Batik Khas Solo



Solo sebagai salah satu Kota Batik memiliki beraneka ragam motif batik yang terus diproduksi secara turun menurun. Semakin berkembangnya teknologi, beragam teknik pembuatan juga dilakukan, mulai dari teknik batik tulis, batik cap maupun batik printing. Kampung Batik Laweyan dan Kauman menjadi dua daerah yang dikenal sebagai sentra kerajinan batik di Surakarta.
Ada ratusan bahkan ribuan jenis motif batik yang ada di Solo, baik motif batik tradisional maupun motif batik dengan desain baru. Beberapa motif batik tradisional di Solo yang paling populer diantaranya adalah :

1. Motif Parang
Sebagaimana yang dikutip dari wikipedia.org, Batik Parang merupakan salah satu motif batik yang paling tua di Indonesia. Parang berasal dari kata Pereng yang berarti lereng. Perengan menggambarkan sebuah garis menurun dari tinggi ke rendah secara diagonal. Susunan motif S jalin-menjalin tidak terputus melambangkan kesinambungan. Bentuk dasar huruf S diambil dari ombak samudra yang menggambarkan semangat yang tidak pernah padam. Batik ini merupakan batik asli Indonesia yang sudah ada sejak zaman keraton Mataram Kartasura (Solo).
Makna yang terkandung dalam Batik Parang ini adalah tentang nasihat agar seseorang yang mengenakan tidak pernah menyerah, kokoh seperti batu karang yang selalu diterjang ombak lautan. Selain itu, batik parang juga memberi gambaran tentang jalinan yang tidak pernah putusdalam upaya memperbaiki diri, memperjuangkan kesejahteraan, maupun bentuk pertalian keluarga 

 Motif Parang
2. Motif Kawung
Batik kawung memiliki motif yang cukup sederhana, terbentuk dari pola bulatan mirip buah Kawung, sejenis buah kelapa atau yang  disebut buah kolang-kaling. Motif hiasan yang berupa rangkaian kombinasi lingkaran ini disusun berjejer rapi secara simetris dan geometris.
Motif batik kawung banyak dimaknai sebagai gambar bunga teratai dengan empat lembar daun bunga yang merekah. Bagi orang Jawa bunga teratai sering diartikan sebagai umur yang panjang dan juga kesucian.
Pada masa lalu, motif batik kawung biasanya hanya boleh dipakai oleh kalangan kerajaan. Dengan mengenakan motif batik kawung ini, ia dapat mencerminkan kepribadian sebagai seorang pemimpin yang mampu mengendalikan hawa nafsu dan menjaga hati nurani.


Motif Kawung

3. Motif Sawat
Batik motif sawat berasal dari kata sawat atau sayap, adapula yang berpendapat bahwa kata sawat berasal dari kata syahwat atau nafsu. Motif ini dahulu dianggap sangat sakral dan hanya dipakai oleh raja dan keluarganya. Motif bentuk sayap yang disusun sedemikian rupa ini sering dimaknai sebagai burung garuda kendaraan Dewa Wisnu yang melambangkan kekuasaan atau raja.
Motif Batik sawat ini hingga kini masih sering digunakan oleh pasangan pengantin dalam acara prosesi pernikahan, filosofi batik sawat diyakni bisa melindungi kehidupan pemakainya. 


Motif Sawat

 4. Motif Sidomukti
Motif sidomukti ini merupakan salah satu motif yang paling mudah ditemukan di pasaran karena popular motifnya. Motif sidomukti ini kebanyakan dipergunakan untuk pakaian adat pengantin jawa khususnya masyarakat di solo.
Sidomukti berasal dari kata sido dan mukti.Sido yang berarti jadi, berkesinambungan, terus menerus dan mukti yang berarti berkecukupan, hidup makmur  atau sejahtera.
Dengan mengenakan motif ini, kedua mempelai dimaksudkan agar dalam mengarungi kehidupannya dapat selalu bahagia dan dilimpahkan rejeki. Motif ini menggambarkan sebuah harapan suatu kehidupan masa depan yang lebih baik, penuh kebahagiaan dan kesejahteraan, tanpa melupakan Tuhan yang telah memberi kehidupan.

Motif Sidomukti



5. Motif Truntum
 Motif sidomukti sering di pakai untuk pasangan pengantin, lain halnya dengan motif truntum yang dipakai oleh orang tua mempelai. Kata truntum memiliki makna sebagai penuntun sehingga orang tua diharapkan selalu dijadikan sebagai penuntun, panutan atau contoh yang baikbagi anaknya dalam mengarungi hidup baru.


Pencipta motif truntum yaitu Kanjeng Ratu Kencana (Permaisuri Sultan Paku Buwana III) memiliki makna cinta yang tumbuh kembali. Beliau menciptakan motif ini sebagai symbol cinta yang tulus tanpa syarat, abadi dan semakin lama semakin subur dan berkembang (tumaruntum). Harapannya adalah agar cinta kasih yang tumaruntum ini akan menghinggapi kedua mempelai.

Motif Truntum
 6. Motif Satrio Manah


Motif Satrio Manah sering di pakai oleh wali pengantin pria saat melakukan prosesi lamaran atau meminang mempelai wanita. Makna dari motif ini adalah agar dalam lamaran dapat diterima oleh pihak calon pengantin wanita beserta keluarganya.
Selain digunakan oleh wali pengantin pria,motif ini juga sering di pakai oleh calon pengantin pria saat melamar. Sesuai dengan arti kata, motih ini diartikan sebagai ksatria yang membidik pasangannya dengan busur dan panah. 

Motif Satrio Manah

7. Motif Semen Rante


Semen rante berasal dari kata semen/semi yang berarti tumbuh dan kata rante berarti rantai yang melambangkan hubungan erat dan mengikat menggambarkan sebuah makna ikatan yang kokoh. Motif batik semen rante sering dipakai oleh mempelai perempuan saat dipinang oleh pria pujaan hatinya yang mengenakanmtif batik satrio manah.
Motif semen rante ini, pihak pengantin wanita mengkomunikasikan pada pasangannya bahwa pengantin wanita menginginkan sebuah ikatan yang kuat dan kokoh sehingga tidak dapat dipisahkan. Jaman dahulu bila pihak calon mempelai wanita memakai motif batik semen rante maka bias di pastikan bahwa apapun lamarannya sudah pasti diterima.

 Motif Semen Rante



Sumber : http :batik-tulis.com/blog