Total Tayangan Halaman

Selasa, 17 Januari 2017

7 Motif Batik Khas Solo



Solo sebagai salah satu Kota Batik memiliki beraneka ragam motif batik yang terus diproduksi secara turun menurun. Semakin berkembangnya teknologi, beragam teknik pembuatan juga dilakukan, mulai dari teknik batik tulis, batik cap maupun batik printing. Kampung Batik Laweyan dan Kauman menjadi dua daerah yang dikenal sebagai sentra kerajinan batik di Surakarta.
Ada ratusan bahkan ribuan jenis motif batik yang ada di Solo, baik motif batik tradisional maupun motif batik dengan desain baru. Beberapa motif batik tradisional di Solo yang paling populer diantaranya adalah :

1. Motif Parang
Sebagaimana yang dikutip dari wikipedia.org, Batik Parang merupakan salah satu motif batik yang paling tua di Indonesia. Parang berasal dari kata Pereng yang berarti lereng. Perengan menggambarkan sebuah garis menurun dari tinggi ke rendah secara diagonal. Susunan motif S jalin-menjalin tidak terputus melambangkan kesinambungan. Bentuk dasar huruf S diambil dari ombak samudra yang menggambarkan semangat yang tidak pernah padam. Batik ini merupakan batik asli Indonesia yang sudah ada sejak zaman keraton Mataram Kartasura (Solo).
Makna yang terkandung dalam Batik Parang ini adalah tentang nasihat agar seseorang yang mengenakan tidak pernah menyerah, kokoh seperti batu karang yang selalu diterjang ombak lautan. Selain itu, batik parang juga memberi gambaran tentang jalinan yang tidak pernah putusdalam upaya memperbaiki diri, memperjuangkan kesejahteraan, maupun bentuk pertalian keluarga 

 Motif Parang
2. Motif Kawung
Batik kawung memiliki motif yang cukup sederhana, terbentuk dari pola bulatan mirip buah Kawung, sejenis buah kelapa atau yang  disebut buah kolang-kaling. Motif hiasan yang berupa rangkaian kombinasi lingkaran ini disusun berjejer rapi secara simetris dan geometris.
Motif batik kawung banyak dimaknai sebagai gambar bunga teratai dengan empat lembar daun bunga yang merekah. Bagi orang Jawa bunga teratai sering diartikan sebagai umur yang panjang dan juga kesucian.
Pada masa lalu, motif batik kawung biasanya hanya boleh dipakai oleh kalangan kerajaan. Dengan mengenakan motif batik kawung ini, ia dapat mencerminkan kepribadian sebagai seorang pemimpin yang mampu mengendalikan hawa nafsu dan menjaga hati nurani.


Motif Kawung

3. Motif Sawat
Batik motif sawat berasal dari kata sawat atau sayap, adapula yang berpendapat bahwa kata sawat berasal dari kata syahwat atau nafsu. Motif ini dahulu dianggap sangat sakral dan hanya dipakai oleh raja dan keluarganya. Motif bentuk sayap yang disusun sedemikian rupa ini sering dimaknai sebagai burung garuda kendaraan Dewa Wisnu yang melambangkan kekuasaan atau raja.
Motif Batik sawat ini hingga kini masih sering digunakan oleh pasangan pengantin dalam acara prosesi pernikahan, filosofi batik sawat diyakni bisa melindungi kehidupan pemakainya. 


Motif Sawat

 4. Motif Sidomukti
Motif sidomukti ini merupakan salah satu motif yang paling mudah ditemukan di pasaran karena popular motifnya. Motif sidomukti ini kebanyakan dipergunakan untuk pakaian adat pengantin jawa khususnya masyarakat di solo.
Sidomukti berasal dari kata sido dan mukti.Sido yang berarti jadi, berkesinambungan, terus menerus dan mukti yang berarti berkecukupan, hidup makmur  atau sejahtera.
Dengan mengenakan motif ini, kedua mempelai dimaksudkan agar dalam mengarungi kehidupannya dapat selalu bahagia dan dilimpahkan rejeki. Motif ini menggambarkan sebuah harapan suatu kehidupan masa depan yang lebih baik, penuh kebahagiaan dan kesejahteraan, tanpa melupakan Tuhan yang telah memberi kehidupan.

Motif Sidomukti



5. Motif Truntum
 Motif sidomukti sering di pakai untuk pasangan pengantin, lain halnya dengan motif truntum yang dipakai oleh orang tua mempelai. Kata truntum memiliki makna sebagai penuntun sehingga orang tua diharapkan selalu dijadikan sebagai penuntun, panutan atau contoh yang baikbagi anaknya dalam mengarungi hidup baru.


Pencipta motif truntum yaitu Kanjeng Ratu Kencana (Permaisuri Sultan Paku Buwana III) memiliki makna cinta yang tumbuh kembali. Beliau menciptakan motif ini sebagai symbol cinta yang tulus tanpa syarat, abadi dan semakin lama semakin subur dan berkembang (tumaruntum). Harapannya adalah agar cinta kasih yang tumaruntum ini akan menghinggapi kedua mempelai.

Motif Truntum
 6. Motif Satrio Manah


Motif Satrio Manah sering di pakai oleh wali pengantin pria saat melakukan prosesi lamaran atau meminang mempelai wanita. Makna dari motif ini adalah agar dalam lamaran dapat diterima oleh pihak calon pengantin wanita beserta keluarganya.
Selain digunakan oleh wali pengantin pria,motif ini juga sering di pakai oleh calon pengantin pria saat melamar. Sesuai dengan arti kata, motih ini diartikan sebagai ksatria yang membidik pasangannya dengan busur dan panah. 

Motif Satrio Manah

7. Motif Semen Rante


Semen rante berasal dari kata semen/semi yang berarti tumbuh dan kata rante berarti rantai yang melambangkan hubungan erat dan mengikat menggambarkan sebuah makna ikatan yang kokoh. Motif batik semen rante sering dipakai oleh mempelai perempuan saat dipinang oleh pria pujaan hatinya yang mengenakanmtif batik satrio manah.
Motif semen rante ini, pihak pengantin wanita mengkomunikasikan pada pasangannya bahwa pengantin wanita menginginkan sebuah ikatan yang kuat dan kokoh sehingga tidak dapat dipisahkan. Jaman dahulu bila pihak calon mempelai wanita memakai motif batik semen rante maka bias di pastikan bahwa apapun lamarannya sudah pasti diterima.

 Motif Semen Rante



Sumber : http :batik-tulis.com/blog

Tidak ada komentar:

Posting Komentar